DOA TERAKHIr
dingin subuh menggigit kulit dan jantungku berdetap ketika embun turun mencecah bumi menghitung denyut waktu saat akhir nafasmu membawa pergi apa yang kumiliki!
Ibunda selamanya kudengar deburan ombak hidupmu seadanya kutampung penderitaanmu sedang kudratku lemah untuk menahannya doaku mungkin lewat terkabul di mana pada alam luas ini suaraku sering tenggelam punca betapa pilunya embun terakhir menyentakku tiada lagi senyum di bibir lukamu
Ayahanda, Kalaulah mungkin aku berdosa setelah saling kita bermaaf;
Ibunda selamanya kudengar deburan ombak hidupmu seadanya kutampung penderitaanmu sedang kudratku lemah untuk menahannya doaku mungkin lewat terkabul di mana pada alam luas ini suaraku sering tenggelam punca betapa pilunya embun terakhir menyentakku tiada lagi senyum di bibir lukamu
Ayahanda, Kalaulah mungkin aku berdosa setelah saling kita bermaaf;
janganlah kau bawa lukaku bersamamu
aku telah belajar membaca wajah laut mengoyak wajah pasir,
menyibak suria menggenggam angin,
menyusuri wajah malam namun, maafkan aku demi cintamu
Pulanglah bunda dan ayahanda ke dalam kehidupan abadi setelah datang dengan berani akan kukenang matamu dalam merenungku mengungkapkan penyerahan hayat perjalanan 74 begitu panjang pertarungan suka duka adalah impian kau membangunkan mimpi dan aku adalah benteng yang mendepani kehidupanmu
Bagaikan batu pualam longgokan pusaramu memanggilku pulang ke kampung laman setelah lama dan jauh,
Pulanglah bunda dan ayahanda ke dalam kehidupan abadi setelah datang dengan berani akan kukenang matamu dalam merenungku mengungkapkan penyerahan hayat perjalanan 74 begitu panjang pertarungan suka duka adalah impian kau membangunkan mimpi dan aku adalah benteng yang mendepani kehidupanmu
Bagaikan batu pualam longgokan pusaramu memanggilku pulang ke kampung laman setelah lama dan jauh,
musafir dan berkelana pedih mataku berair mata segenggam rindu jadi selaut luka setabah dukaku menampung rasaku
meski di sini kita berpisah dan di tamanku belum selesai kutanam bunga kau adalah segalanya bagiku tenang dan tenanglah dalam doaku kita pasti bersama.
meski di sini kita berpisah dan di tamanku belum selesai kutanam bunga kau adalah segalanya bagiku tenang dan tenanglah dalam doaku kita pasti bersama.
0 ulasan:
Catat Ulasan